1. ROM
(Read Only Memory)
Kelompok memori yang bernama Read Only Memory ini
memiliki karakteristik yang sesuai dengan namanya. Data yang ada di dalam ROM
ini adalah data yang telah dimasukkan oleh pembuatnya. Data yang telah
terkandung didalamnya tidak dapat diubah-ubah lagi melalui proses yang normal,
dan hanya dapat dibaca saja.
Ada bagian data di ROM ini dipergunakan untuk
identitas dari komputer itu sendiri. Hal ini tersimpan dalam BIOS (Basic Input
Output Systems). Ada juga data yang terkandung dalam modul ini yang pertama
kali diakses oleh sebuah komputer ketika dinyalakan. Urutan-urutan yang terkandung
di dalam modul ini dan yang diakses pertama kali ketika komputer dihidupkan
diberi nama BOOTSTRAP.
Dalam proses BOOTSTRAP ini, dilakukan beberapa
instruksi seperti pengecekan komponen internal pendukung kerja minimal suatu
sistem komputer, seperti memeriksa ALU, CU, BUS pendukung dari MotherBoard dan
Prosesor, memeriksa BIOS utama, memeriksa BIOS kartu grafik, memeriksa keadaan
Memory Module, memeriksa keberadaan
Secondary Storage yang dapat berupa Floppy Disk, Hard Disk, ataupun CD-ROM
Drive, kemudian baru memeriksa daerah MBR (Master Boot Record) dari media
penyimpanan yang ditunjuk oleh BIOS (dalam proses Boot Sequence).
Jenis ROM Dan
Perkembangannya
- PROM : Programable ROM
ROM
ini memberikan kesempatan bagi pemakai untuk mengubah data yang tersimpan
secara default. Sebuah alat yang
bernama PROM programmer bertugas “membakar” (burning-in) sel memori yang
terdapat dalam chip ini. Dengan arus listrik yang cukup besar, lokasi bit akan
terbakar dan menunjukkan sebuah nilai (0 atau 1). Setelah melalui proses
burning-in tersebut, PROM ini tidak dapat lagi diubah-ubah isinya.
- EPROM : Erasable Programable
ROM
Chip
ini adalah perkembangan dari PROM. Hanya saja, EPROM ini dapat dihapus isi yang
terdahulu dengan menggunakan sinar ultraviolet. Sinar tersebut melewati celah
di kumpulan chip. Dengan demikian, muatan yang tersimpan dapat terlepas. Dengan
kata lain, EPROM dapat dihapus dengan sinar Ultraviolet dan diprogram ulang
secara elektrik.
- EEPROM : Electrically
Erasable Programable ROM
Chip
ini tidak jauh berbeda dengan EPROM, tetapi EEPROM datanya dapat dihapus tanpa
menggunakan sinar ultraviolet. Cukup gunakan pulsa listrik (electrical pulses).
Jenis
ROM seperti PROM, EPROM, dan EEPROM tergolong ke memori stabil (nonvolatile memories). Artinya, ketiga
jenis memori ROM ini akan tetap menyimpan datanya walaupun ketika tidak dialiri
oleh arus listrik.
Pada
perkembangannya di dunia perkomputeran, chip EEPROM telah digunakan untuk BIOS
dari sebuah MotherBoard. Dengan menggunakan teknik “flash”, isi dari BIOS pun
dapat dibuat lebih baru (update). Akan tetapi, bahaya dari flashable BIOS adalah semua orang dapat mengubah isinya, termasuk
juga virus. Jika telah diubah oleh virus, maka motherboard komputer yang
dipakai itu tidak akan bisa dipakai kembali.
2 BIOS (Basic Input Output System)
BIOS
atau Basic Input Output System adalah suatu piranti memori pada sebuah PC
(personal Computer) yang berfungsi untuk mengintegrasikan seluruh device
pendukung yang terdapat pada PC tersebut.
Berikut akan dijelaskan lebih jauh mengenai BIOS.
v Eksplorasi BIOS
![]() |
Tampilan Award BIOS |
1. Standard BIOS Setup
![]() |
Standard CMOS Setup |
Date
Di
sini Anda harus men-setting tanggal yang sesuai untuk real time clock.
Time
Di
sini setting-lah waktu yang tepat untuk real time clock. Sebuah real time clock
yang salah disettings dapat saja menimbulkan masalah, misalnya jika real time
clock itu diminta oleh sebuah online-banking-software sebagai kriteria
plausibilitas (kewajaran).
Selain
itu apabila Anda ingin mengetahui apakah BIOS Anda dapat mengatasi masalah
tahun 2000 (Y2K) yang telah dikenal, maka settinglah tanggalnya menjadi tanggal
31.12.1999 dan jamnya menjadi 23:57.
Simpanlah
settings tersebut dan kemudian matikan komputernya. Setelah lima menit berlalu
Anda dapat men-startup komputer itu kembali dan memeriksa tanggalnya dengan
bantuan perintah date yang ada di dalam DOS-mode. Jika sekarang yang tercantum
adalah tanggal 1.1.2000, maka semuanya beres yang mana pada versi-versi BIOS
mulai pertengahan tahun 1995 biasanya seperti itu.
Jika
tidak maka Anda kemungkinan harus mencari sebuah BIOS-Update. Setidaknya jika
Anda merencanakan untuk tetap menggunakan komputer tersebut di dalam tahun 2000
untuk mengakses data yang sensitif dengan Y2K.
Harddisk
Digunakan
untuk mengubah setting untuk harddisk. Semua channel IDE dapat dikonfigurasikan
di sini, mulai dari primary master, primary slave, sampai secondary slave.
Kolom "Type" digunakan
untuk menentukan parameter yang akan digunakan harddisk Anda. BIOS sudah
memiliki 46 konfigurasi yang sudah tersimpan. Pilihan "None" berarti tidak ada harddisk yang terpasang. Jika
Anda hanya menggunakan harddisk SCSI pilihlah "None" di seluruh channel yang ada. "Auto" berarti akan membuat BIOS melakukan auto deteksi
ketika proses booting dilakukan. Proses auto deteksi ini akan terus dilakukan
setiap kali komputer Anda melakukan booting. Pilihan ini baik dilakukan jika
Anda sering membongkar/pasang harddisk. Pilihan "User" akan memberi anda keleluasaan untuk mengubah
parameter harddisk secara manual, masukkanlah parameter yang diberikan oleh
harddisk ke dalam kolom-kolom yang ada. Kolom-kolom lain digunakan untuk
memasukkan data jumlah cylinder, jumlah head, jumlah SPT (sector per track),
LZone (landing zone) dan tipe translasi (Normal, Large, LBA). Saat ini hampir
seluruh harddisk berukuran besar (di atas 528 MB) menggunakan mode translasi
LBA. Pilihlah "Auto" pada
kolom "Mode".
Drive A, Drive
B
Bagian
ini dapat digunakan untuk mengkonfigurasikan floppy disk yang Anda gunakan.
Pilihan yang ada akan menentukan ukuran dan kapasitas yang digunakan. Ukuran
yang tersedia adalah 3,5" dan 5,25" sedangkan kapasitasnya bervariasi
mulai dari 360K, 720K, 1.2M sampai 2.88M. Pilihlah "None" jika tidak ada disk drive yang terpasang. Pada
beberapa BIOS-setup terdapat pilihan untuk Floppy Mode 3. Floppy ini adalah
floppy disk drive yang biasa digunakan di Jepang yang merupakan disket
berukuran 3.5" dengan kapasitas 1.2M.
Video
Setting
ini berhubungan dengan jenis kartu grafik, jadi biasanya "EGA/VGA".
Pilihan lain yang ada adalah CGA40, CGA80 atau MONO.
Halt On
Menentukan
apa yang akan menyebabkan PC Anda akan berhenti bekerja (halt). Pilihan "All Errors" merupakan pilihan
yang biasa digunakan dan akan menyebabkan PC Anda berhenti jika terjadi
kesalahan di segala komponen. Pilihan "All,
But Keyboard" akan mengabaikan kesalahan akibat keyboard.
Pilihan-pilihan lain yang ada yaitu "No
Errors", "All, But Diskette" dan "All, But Disk/Key".
Memory
Ini
adalah bagian informasi memori yang terpasang pada PC Anda. Base memory umumnya
berukuran 640KB, sisanya akan menjadi Extended Memory. Jika ditambahkan dengan
Other Memory akan menghasilkan total memori yang terpasang dan ditampilkan pada
bagian "Total Memory".
2. BIOS Features Setup
Virus Warning
Digunakan
untuk mencegah terjadinya penulisan ke tabel partisi harddisk. Hal ini biasa
dilakukan oleh virus untuk memperbanyak dirinya. Untuk mencegah penyebaran
virus dan ketika akan melakukan instalasi sistem operasi baru, pilihlah "disabled". Pada keadaan "enabled", ketika akan ada
penulisan ke tabel partisi maka akan ditampilkan pesan dalam mode teks. Ketika
pesan ini muncul Anda dapat menjawab "Yes"
jika Anda mengijinkan penulisan tersebut dan menjawab "No" untuk mencegah penulisan itu.
CPU Internal
Cache
Digunakan
untuk meng-enable/disable CPU Internal Cache (cache-memory level 1). Cache
memory level 1 umumnya berukuran 16 sampai 64 KB, separuh untuk data dan
separuhnya lagi untuk kode perintah. Pastikan pilihan ini berada pada kondisi "enabled".
External Cache
Digunakan
untuk meng-enable/disable External Cache (cache-memory level 2). Umumnya
berukuran 512KB, tapi ada juga yang berukuran 64KB (untuk 386), 128KB (untuk
486 dan Celeron seri A), 512 KB (untuk Pentium dan Pentium II), 1 MB (untuk
Intel Xeon dan sebagian motherboard kelas Pentium). Seperti CPU Internal Cache,
pastikan berada pada kondisi "enabled".
Kemungkinan
terdapat sebuah pilihan "External
Cache Write Mode". Di sini dapat ditentukan apakah akses tulisakan
selalu langsung mendarat baik di dalam cache maupun di dalam main memory atau
mula-mula akan dibuffer di dalam cache untuk kemudian secara per blok akan
dimasukkan ke dalam main memori. Yang terakhir disebutkan ini disebut "Write Back" sebagai pengganti
"Write Through" dan memberikan
sedikit penambahan kecepatan.
Quick Power On
Self Test
Proses
Power On Self Test (POST) adalah proses pemeriksaan komponen-komponen PC pada
saat komputer melakukan cold boot (ketika baru dinyalakan atau setelah Anda
tekan tombol reset). Dalam proses ini antara diperiksa integritas memori,
kesiapan card-card, dsb. Jika Anda pilih "disabled"
maka proses akan dilakukan lebih lama dan lebih komplit seperti pemeriksaan
memori dilakukan sampai 3 kali. Sedangkan jika Anda pilih "enabled" maka proses akan dilakukan dalam waktu yang
lebih singkat.
Jika
Anda memilih "enabled",
beberapa harddisk lama dan CD-ROM belum mencapai keadaan "siap kerja"
ketika proses POST selesai dilaksanakan. Akibatnya harddisk atau CD-ROM Anda
akan dilaporkan mengalami kesalahan ketika POST selesai. Jadi, jika Anda
mengalami masalah harddisk seperti ini, coba ubahlah pilihan ini menjadi "disabled".
Boot Sequence
Digunakan
untuk menentukan urutan proses booting yang akan dilakukan. Jika Anda hanya
akan booting dari harddisk pilihlah "C,A,SCSI"
atau "C Only". Jika suatu
saat Anda membutuhkan booting dari disket (misalkan ketika akan melakukan
instalasi sistem operasi FreeBSD UNIX) Anda dapat mengubahnya menjadi "A,C,SCSI". Sedapat mungkin
Anda tidak membuat pilihan "A,C,SCSI"
menjadi permanen, karena jika suatu saat secara tak sengaja meletakkan disket
bervirus di drive A dan Anda melakukan booting dari drive A, maka PC Anda akan
memiliki kemungkinan untuk ditulari virus. Beberapa BIOS memberikan pilihan
untuk booting dari ZIP-drive, LS120-drive serta dari LAN (Local Area Network).
Swap Floppy
Drive
Dapat
digunakan untuk menukar posisi drive A dan drive B. Jika Anda buat menjadi "enabled" maka drive A akan
menjadi drive B dan sebaliknya. Dengan demikian Anda dapat melakukan booting
tidak hanya dari satu drive, melainkan dari dua disk drive.
Boot Up Floppy
Seek
Apabila
pilihan ini berada di posisi "enabled",
maka pada saat booting BIOS akan mencari tahu apakah yang dipergunakan adalah
floppy drive 40 track yang lama atau 80 track yang baru dengan cara
menggerakkan head-nya ke suatu track di atas track 40. Buatlah menjadi "disabled" untuk mempercepat
booting.
Floppy Disk
Access Control
Pilihan
ini digunakan untuk menentukan hak akses yang diberikan ke floppy disk. Pilihan
yang ada adalah "Read Only"
dan "R/W". Pilihan "Read Only" akan menyebabkan
floppy disk Anda hanya dapat dibaca tanpa bisa ditulis. Pilihan ini dapat
digunakan untuk proteksi agar data dari PC Anda tidak dapat disalin ke luar
melalui disket. Sedangkan pilihan "R/W"
adalah keadaan normal, dimana proses baca dan tulis floppy disk diijinkan.
Boot Up
Numlock Status
Apabila
dibuat "enabled", maka BIOS
akan mengaktifkan fungsi numlock pada extended At-keyboard pada saat booting.
Dengan demikian maka blok tombol yang ada di sebelah kanan akan bekerja sebagai
tombol angka dan bukan tombol kursor.
Boot Up System
Speed
Menentukan
keadaan PC ketika boot up. Jika pilihan ini tidak ada maka keadaannya adalah "high". Kondisi "low" digunakan untuk
memperlambat PC, dilakukan antara lain dengan mematikan cache memory.
Gate A20
Option
Menentukan
keadaan dari jalur A20 (address bus, jalur nomor 20). "Normal" merupakan metode yang telah lama dengan
menggunakan keyboard controller, sedangkan "Fast"
adalah metoda yang berlaku sekarang ini dan lebih cepat dengan menggunakan
chipset.
Typematic Rate
Setting
Apabila
dibuat "enabled", maka
pilihan-pilihan berikut ini, yaitu "Typematic
Rate (Chars/sec)" dan "Typematic
Delay (msec)" dapat Anda ubah. Pilihan pertama menentukan berapa
banyak karakter yang akan dikirimkan tiap detik ketika dideteksi adanya
penekanan tombol berulang. Sedangkan pilihan kedua menentuan berapa lama sebuah
tombol ditekan agar dianggap sebagai penekanan tombol berulang.
Security
Option
Digunakan
untuk menentukan kapan password akan ditanyakan. Pilihan "Setup" akan menyebabkan password akan ditanya ketika
BIOS-setup dijalankan sedangkan pilihan "System"
akan menyebabkan password akan ditanyakan setiap kali PC melakukan booting.
PS/2 Mouse
Function Control
Apabila
dibuat menjadi "Auto", maka
pada saat booting BIOS akan mencari sebuah PS/2-Mouse. Apabila PS/2-Mouse tidak
dapat ditemukan, maka IRQ 12 akan dibebaskan untuk komponen lain yang
memerlukan. Dengan "disabled"
maka tidak akan dilakukan pengecekan tersebut.
PCI/VGA Palette
Snoop
Pilihan
standarnya adalah "disabled".
Tapi jika Anda menggunakan MPEG card pada slot ISA dan mengalami kesalahan pada
palet warna maka ubahlah menjadi "enabled".
OS Selector
for DRAM > 64 MB
Jika
Anda menggunakan OS/2 Warp dan memiliki memori lebih dari 64 MB maka buatlah
menjadi "enabled", tapi
jika Anda tidak menggunakan OS/2 Warp atau memori Anda lebih kecil dari 64 MB
ubahlah menjadi "disabled".
System/Video
BIOS Shadow
Pada
keadaan "enabled" maka isi
ROM BIOS sistem dan video yang lambat akan dishadow (disalin) ke RAM yang lebih
cepat sehingga akses ke BIOS menjadi lebih cepat. Tapi saat ini, pilihan ini
kadang-kadang tidak ada lagi di BIOS karena sudah dilakukan secara otomatis.
Proses
shadow ini sangat mempengaruhi sistem operasi DOS dan aplikasi-aplikasinya.
Sedangkan sistem operasi lain seperti Windows 9x sudah melakukannya secara
langsung melalui driver-drivernya.
3. Integrated Pheriperals
Block Mode
Apabila
dibuat "enabled" atau "Auto" atau "HDD MAX" maka BIOS akan
menggunakan block mode untuk transfer dari/ke harddisk. Block mode adalah cara
transfer yang dilakukan per block (beberapa sektor), sedangkan cara transfer
biasa adalah per sektor. Ada kalanya Anda dapat langsung mengisikan jumlah
sektor yang akan diakses secara bersamaan, misalnya 2,4,8,16 atau 32 sektor.
Sedangkan jika Anda buat "Auto"
BIOS akan mendeteksi secara otomatis berapa sektor yang dapat digunakan secara
bersamaan.
IDE PIO/UDMA
Digunakan
untuk memilih mode PIO atau UDMA yang akan digunakan. Masing-masing kanal
memiliki pilihan sendiri-sendiri. Pilihan yang terbaik yaitu "Auto" karena BIOS akan
memilihnya secara otomatis berdasarkan harddisk atau CD-ROM yang terpasang.
Mode PIO/UDMA yang dipilih akan menentukan kecepatan transfer dari harddisk.
Mode PIO tercepat adalah PIO mode 4 dengan kecepatan transfer 16.6MB/s
sedangkan kecepatan UDMA tercepat adalah UDMA mode 2 dengan kecepatan transfer
33.3MB/s.
PCI Slot IDE
Second Channel
Dengan
ini channel kedua dari sebuah card EIDE di slot PCI dapat diaktifkan ("enabled") atau dimatikan ("disabled").
On-Chip
Primary/Secondary PCI IDE
Digunakan
untuk mengaktifkan atau mematikan channel dari Onboard-IDE-Controller. Ada dua
channel yang biasanya telah ada di motherboard, yaitu primary channel dan secondary
channel. Jika Anda buat menjadi "enabled"
maka channel ini akan diaktifkan. Jika Anda ingin mematikannya maka gunakan
pilihan "disabled".
Onboard PCI
SCSI Chip
Jika
motherboard Anda memiliki Onboard-SCSI-Controller maka pilihan ini akan tampil.
Digunakan untuk mengaktif atau non-aktifkan SCSI controller yang ada pada
motherboard. Jika Anda aktifkan maka controller ini akan menggunakan IRQ dan
DMA tertentu. Jika Anda pilih "disabled"
maka controller akan dimatikan dan Anda dapat menggunakan SCSI controller card
untuk mengakses harddisk atau CD-ROM SCSI Anda.
USB Controller
Pada
motherboard yang menggunakan chipset yang mendukung USB maka BIOS-setup akan
menampilkan pilihan ini. Pilihan "enabled"
akan mengaktifkan USB controller sedangkan pilihan "disabled" akan mematikannya. USB merupakan singkatan
dari Universal Serial Bus. Suatu sistem koneksi peripheral seperti keyboard,
mouse, printer, kamera dengan menggunakan satu kabel saja.
Onboard FDC
Controller
Pilihan
"enabled" akan mengaktifkan
OnBoard-Floppy-Disk-Controller. Resource yang digunakan oleh controller ini
adalah IRQ 6 dan DMA 2. Jika Anda buat menjadi "disabled" Anda akan kehilangan floppy disk controller
(dan disk drive Anda tentunya), kecuali Anda akan menambah floppy disk
controller card secara manual.
Onboard Serial
Port 1/2
Digunakan
untuk konfigurasi OnBoard Serial Port. Biasanya ada dua channel serial port
yang dimiliki oleh motherboard. Pilihan "disabled"
akan menyebabkan serial port Anda tidak aktif, sedangkan pilihan lainnya akan menentukan
port dan IRQ yang digunakan. Pilihan-pilihan lainnya itu antara lain "3F8/IRQ4", "2F8/IRQ3",
dsb. Ada kalanya Anda harus mengganti konfigurasi serial port ketika Anda
memasang modem internal yang menggunakan COM4.
UART2 Mode
Digunakan
untuk konfigurasi serial port yang digunakan untuk komunikasi dengan komponen
infra merah. Pilihan "Standar"
digunakan untuk komunikasi normal dengan interface RS-232-C. Sedangkan pilihan
lainnya, yaitu "IrDA 1.0",
"IrDA 1.1", "ASK-IR" digunakan untuk menentukan tipe
alat komunikasi infra merah yang terpasang pada serial port PC Anda.
Duplex Mode
Pilihan "Full" akan membuat
komunikasi melalui infra merah dapat melakukan pengiriman dan penerimaan secara
bersamaan sedangkan pilihan "Half"
akan menyebabkan proses pengiriman dan penerimaan data akan dilakukan secara
bergantian.
Onboard
Parallel port
Digunakan
untuk konfigurasi OnBoard Paralel Port. Biasanya hanya ada satu channel paralel
port yang dimiliki oleh motherboard. Pilihan "disabled" akan menyebabkan paralel port Anda tidak
aktif, sedangkan pilihan lainnya akan menentukan port dan IRQ yang digunakan.
Pilihan-pilihan lainnya itu antara lain "378/IRQ7",
"278/IRQ5", dsb.
Parallel Port
Mode
Di
sini biasanya tercantum "SPP",
"EPP" dan "ECP"
serta bermacam-macam kombinasi dari dalamnya sebagai mode operasi untuk paralel
port.
Berbeda
dengan sebuah Standard Parallel Port (SPP), baik Enhanced Parallel Port (EPP)
maupun Extended Capabilities Port (ECP) bekerja secara dua arah (bidirectional)
dan dengan demikian maka paralel port yang dikonfigurasikan sebagai EPP dan ECP
akan bekerja lebih cepat dibandingkan dengan SPP. Apabila tidak timbul masalah,
maka "ECP/EPP" merupakan
setting yang terbaik, terfleksibel dan tercepat.
ECP Mode Use
DMA
Menentukan
channel DMA yang akan digunakan untuk paralel port dalam mode ECP. Pilihlah DMA
3 karena pilihan DMA 1 biasanya bentrok dengan sound card.
Parallel Port
EPP Type
Menentukan
tipe EPP yang akan digunakan ketika Anda memilih paralel port dalam mode EPP.
Pilihan yang ada adalah "EPP1.7"
dan "EPP1.9" yang lebih
baru.
4.
Chipset Features Setup
Setting-setting yang dapat
dilakukan pada bagian ini sangat tergantung dari chipset dan motherboard yang
digunakan pada PC Anda. Jadi, kemungkinan besar isi bagian ini akan berbeda
antara satu PC dengan PC yang lain. Sebagian besar setting tersebut akan
berhubungan dengan memori, yaitu waktu akses memori, timing, wait state dan
semacamnya.
Pengubahan
setting pada Chipset Features Setup dapat mempengaruhi kinerja sistem secara
keseluruhan. Konfigurasi yang optimal dapat menghasilkan kecepatan sistem
sampai 10% lebih cepat dibandingkan kecepatan sistem pada kondisi yang tidak
optimal.
Auto
Configuration
Untuk
amannya pilihlah "enabled"
dan Anda tinggal memilih DRAM Speed Selection yang tepat. BIOS akan
mengkonfigurasikan beberapa setting sesuai dengan kecepatan RAM yang Anda
miliki. Tapi konfigurasi yang diberikan oleh BIOS bukanlah konfigurasi yang
tercepat, Anda masih dapat mempercepatnya secara manual.
DRAM Speed
Selection
Di
sini akan ditentukan kecepatan dari memory yang dipergunakan untuk FPM- (Fast
page Mode) dan EDO-DRAMs (Extended Data-Out). Waktu akses yang biasa digunakan
adalah "60ns" dan "70ns". Nilai yang benar dapat
diketahui dengan melihat ke dalam chip memori yang digunakan. Pada bagian
belakang kode chip-chip itu
biasanya terdapat kode seperti"-70","-60","J7","J6"
dsb.
System/Video
BIOS Cacheable
Jika
dibuat "enabled" maka BIOS
yang telah di-shadow ke RAM dapat di-cache oleh cache-memory. Pilihan "enabled" akan meningkatkan
kecepatan sistem.
8/16 Bit I/O
Recovery Time
Di
sini Anda dapat men-setting berapa banyak siklus yang digunakan untuk menunggu
antara akses-akses yang akan dilakukan melalui bus ISA- Dalam kasus biasa di
sini cukup diisi dengan nilai "1".
Kadangkala nilai "1" akan
menimbulkan masalah dengan beberap card pada bus ISA, jika Anda mengalaminya
ubahlah menjadi nilai yang lebih tinggi.
5.
Power Management
Di
sini Anda dapat mematikan ("disabled")
atau menyalakan seluruh pilihan untuk penghematan energi. Jika Anda aktifkan
Anda dapat menggunakan dua konfigurasi yang sudah diberikan yaitu "Max Saving" dan "Min Saving" sedangkan pilihan
"User Define" digunakan
untuk melakukan konfigurasi Power Management secara manual dengan mengubah
beberapa pilihan yang lain.
PM Control by
APM
Apabila
Anda menggunakan sebuah sistem operasi yang disertai dengan Advanced power
management seperti Windows 95, maka Anda dapat memberikan pengontrolan
penghematan energi pada sistem operasi dengan memilih pilihan "yes".
Video Off
Method
Di
sini tersedia bermacam-macam setting bagaimana monitor harus dimatikan. Pada
pilihan "Blank Screen"
hanya akan dikirim tampilan kosong ke monitor. Pilihan "V/H-Sync+Blank" akan turut mematikan signal-signal
sinkronisasi. Pilihan "DPMS
Support" menentukan bahwa display adapter dan monitor diarahkan pada
VESA Display Power Management Signaling.
Modem use IRQ
Di
sini dapat ditentukan IRQ yang digunakan oleh modem yang ada. Jika IRQ ini aktif
akan "membangunkan" PC untuk menerima faksimili atau kiriman data.
Doze/Standby/Suspend
Mode
Ketiga
setting ini digunakan untuk mengatur lamanya waktu yang diberikan bagi PC dalam
keadaan tidak aktif sebelum memasuki mode-mode yang ada. Pada mode Doze hanya
prosesor dan hard disk yang dimatikan, mode
“Stand By” mematikan harddisk dan monitor sedangkan mode “Suspend” akan mematikan semua komponen.
HDD Power Down
Menentukan
berapa lama yang diberikan bagi harddisk untuk tidak bekerja sebelum dimatikan
oleh BIOS secara software. Beberapa harddisk lama mengalami masalah jika bagian
ini diaktifkan karena setelah "tidur" harddisk tersebut tidak bisa
"bangun" lagi secara software.
Wake Up Events
in Doze & Standby
Berisi
daftar IRQ yang dapat membangunkan PC dari mode Doze atau StandBy. IRQ-IRQ ini
biasanya berhubungan dengan hardware tertentu, misalnya IRQ 4 untuk mouse, 14
dan 15 untuk harddisk. Dalam versi-versi BIOS yang lebih baru dikenal dengan
istilah "Reload Global Timer Events".
Power Down
& Resume Events
Di
dalam daftar yang kedua ini semua komponen ditandai dengan "On" yang akan membangunkan komputer dari dalam
suspend-mode.
Throttle Duty
Cycle
Menentukan
persentase clock prosesor dibandingkan clock aslinya jika prosesor sedang
berada pada mode Doze. Makin kecil akan menyebabkan prosesor bekerja makin
lambat pada mode Doze.
VGA-Active
Monitor
Apabila
pilihan ini berada pada posisi "enabled",
maka aktivitas display adapter akan membangunkan sistem ketika berada dalam
mode Stand By.
CPU Fan Off in
Suspend
Apabila
diposisikan pada "enabled",
maka BIOS akan mematikan kipas prosesor ketika beda pada mode Suspend. Tapi
kipas prosesor yang digunakan harus mengambil power dari konektor khusus di
motherboard dan tidak langsung dari power supply.
Resume by Ring
Apabila
pilihan ini berada pada posisi "enabled"
dan saluran ring-indicator dari interface serial menunjukkan adanya panggilan
masuk pada modem, maka PC akan dibangunkan dari dalam mode penghematan energi.
IRQ 8 Clock
event/IRQ 8 Break Suspend
Jika
Anda memposisikan setting ini pada "enabled",
maka real time clock dapat membangunkan komputer dari dalam mode Suspend;
karena IRQ 8 adalah interrupt dari reat time clock (RTC).
6. PNP/PCI Configuration
![]() |
PCI and PnP Configuration |
PNP OS
Installed
Jika
Anda pilih "yes" maka BIOS
mengurus pemberian IRQ, DMA dan I/O hanya pada saat booting. Setelah itu BIOS
akan memberikan kemampuan konfigurasi resource pada sistem operasi yang mampu
menangani Plug and Play seperti Windows 9x.
Resources
Controlled By
Di
sini dengan option "Auto"
dan "Manual" Anda dapat
memutuskan, apakah pemberian resources harus dilakukan secara otomatis melalui
BIOS atau setidaknya sebagian dilakukan secara manual. Jika ada beberapa
hardware yang tidak Plug n Play ada baiknya Anda memilih "Manual" dan Anda dapat mengkonfigurasikan masing-masing
IRQ dan DMA secara manual (lihat "IRQ-x/DMA-x assigned to").
Reset
Configuration Data
Digunakan
untuk menghapus data PnP yang tersimpan pada blok ESCD (Extended System
Configuration Data). Jika Anda pilih "enabled"
maka BIOS akan menghapus data ESCD, tapi hanya sekali saja. Setelah itu pilihan
ini akan diubah menjadi "disabled"
secara otomatis.
IRQ-x/DMA-x
assigned to
Pilihan
ini hanya tampil, jika dalam "Resources
Controlled By" telah dipilih option "Manual". Selanjutnya pilihan ini dapat dipilih dengan "Legacy ISA" atau "PCI/ISA PnP". Pilihlah "Legacy ISA" jika IRQ atau DMA
tersebut digunakan oleh card yang tidak Plug n Play. Untuk sebuah card
soundblaster 2.0 yang tua misalnya orang akan menentukan IRQ-5 dan DMA-1 pada
pilihan "Legacy ISA".
PCI IRQ
Activated By
Digunakan
untuk menentukan cara mengaktifkan IRQ pada bus PCI. Pilihan yang ada yaitu "Level" dan "Edge". Defaultnya adalah "Level", pada beberapa card
diperlukan pilihan "Edge".
Slot x using
INT#
Menentukan
IRQ yang digunakan oleh card yang terpasang pada masing-masing slot PCI. Dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan masalah jika ada IRQ yang digunakan oleh card ISA
yang tidak Plug n Play. Jika tidak ada masalah, lebih baik pada pilihan "Auto".
1st/2nd/3rd/4th
Available IRQ
Pada
pilihan yang juga jarang ini Anda dapat melakukan pengalokasian interrupt
secara eksplisit untuk keempat interrupt (A sampai D) apabila pengallokasian
dengan "Auto" memberikan
hasil yang tidang diinginkan.
PCI IRQ Map To
Dalam
pilihan menu ini Anda pilihlah pengallokasian IDE-interrupt 14 dan 15 yang
klasik. Dalam kasus biasa mereka akan dibagikan dengan "PCI Auto" kepada Onboard-Controller yang secara khas
telah tersedia. Tetapi sebagai penggantinya slot sebuah kartu PCI-Controller
atau dengan "ISA" pemberian kepada sebuah ISA-Controller juga dapat
disetting.
Primary/Secondary
IDE INT#
Di
sini ditentukan PCI-interrupt mana yang harus dipergunakan oleh masing-masing
dari kedua IDE-channel dari Onboard-Controller atau dari sebuah card IDE di
PCI. Biasanya adalah "A" dan "B".
Used MEM Base
Addr
Option
ini membuat reservasi sebuah range memori utama di daerah sektor upper-memory
misalnya untuk beberapa kartu jaringan ISA yang tua. Akan tampil option "Used MEM Length" untuk
men-setting ukuran memori yang dibutuhkan.
v Optimasi Bios
1.
BIOS
Features Setup
BIOS Features Setup dapat
Anda gunakan untuk melakukan pengubahan setting terhadap beberapa hal. Bagian
yang dapat diubah untuk antara lain:
·
CPU
Internal Cache
Pilihannya adalah Enabled dan Disabled. Digunakan untuk
mengaktif/nonaktifkan internal cache dari CPU. Pilihlah Enabled untuk
mengaktifkannya. Untuk menguji pengaruhnya, silahkan Anda pilih Disabled, dan
rasakan bedanya.
·
External
Cache
Pilihannya adalah Enabled dan Disabled. Digunakan untuk
mengaktf/nonaktfikan cache external yang dipasang di motherboard. Pilihlah
Enabled. Sama seperti CPU Internal Cache, coba Anda Disabled bagian ini untuk
merasakan sengsaranya komputer tanpa external cache (dan Anda akan tahu mengapa
Intel Celeron harganya jauh lebih murah dari Pentium II).
·
Quick
Power On Self Test
Untuk mempercepat proses booting pilihlah Enabled pada bagian
ini karena akan mempercepat proses pemeriksaan terhadap bagian-bagian komputer
(memori, dsb).
·
Boot
Sequence
Jika
Anda jarang atau tidak pernah melakukan booting dari disket, buatlah urutan
pada bagian ini agar langsung melakukan booting dari hard disk, misalnya :
C,A,SCSI.
·
Boot
Up Floppy Seek
Nonaktifkan bagian ini (pilih Disabled) untuk menghilangkan
proses pemeriksaan disk drive pada saat booting.
·
Quick-Boot
Pada
AMI BIOS, jika bagian ini diaktifkan maka AMIBIOS akan memangkas beberapa rutin
pada saat POST sehingga dalam waktu kurang dari 5 detik komputer Anda sudah
siap melakukan booting.
2. Chipset Features Setup
Sebelum
Anda melakukan pengubahan pada bagian ini pengasuh ingatkan agar Anda siap-siap
untuk melakukan proses trial and error. Jangan lupa Anda catat terlebih dahulu
setting chipset yang ada sebelum melakukan pengubahan.
Oke,
kita mulai saja perjuangan kita ini. Hal yang harus Anda ketahui terlebih
dahulu sebelum Anda melakukan pengubahan setting chipset paling tidak ada tiga
hal: yaitu jenis memori, waktu akses memori dan bus clock. Jenis memori yang
paling menguntungkan untuk pengubahan setting chipset adalah SDRAM (Synchronous
Dynamic Random Access Memory), kemudian EDO (Extended Data Out) dan yang paling
tidak enak adalah jenis RAM standar (FPM=Fast Page Mode). Waktu akses memori
makin kecil makin baik, untuk RAM standar biasanya 70ns, EDO memiliki waktu
akses 60ns atau 50ns, sedangkan SDRAM ‘ngacir’ sampai 10ns. Bus clock
bermacam-macam, saat ini biasanya mulai dari 33 MHz dan 40 MHz untuk kelas 486
sedangkan untuk kelas di atasnya biasanya menggunakan bus clock 50 MHz, 55 MHz,
60 MHz, 62 MHz, 66 MHz, 68 MHz, 75 MHz, 83 MHz bahkan 133 MHz.
Bagi
Anda yang suka melakukan overclocking , maka kita akan dapat menggunakan bus
clock yang lebih tinggi, misalkan 75 MHz atau 83 MHz. Misalkan untuk Pentium
166 MHz (tanpa overclock) dengan bus 66 MHz akan kalah telak dengan Pentium 133
MHz yang di-overclock menjadi Pentium 166 dengan menggunakan bus 83 MHz
(166=83x2).
Makin
tinggi bus clock yang Anda gunakan akan menyebabkan kecepatan akses ke segala
perangkat menjadi lebih tinggi. Misalkan kecepatan hard disk, kecepatan memori,
kecepatan video card. Namun penggunaan bus clock yang lebih tinggi akan lebih
memungkinkan terjadinya crash pada komputer Anda. Crash ini biasanya disebabkan
oleh waktu akses memori yang kurang cepat, card-card yang tidak didesain untuk
kecepatan tinggi dan semacamnya.
Mari
kita lanjutkan pembahasan mengenai setting chipset pada setup BIOS. Ada banyak
pengubahan yang dapat kita lakukan pada chipset. Tiap BIOS mempunyai jenis
setting yang berbeda-beda, jadi satu setting yang ada pada satu BIOS mungkin
saja tidak ada pada BIOS yang lain, walaupun satu merek.
·
Auto
Configuration
Pilihan ini
digunakan untuk mengkonfigurasikan beberapa setting chipset sesuai dengan waktu akses RAM komputer
Anda. Jika Anda mengaktifkan bagian ini, ubahlah setting DRAM Timing sesuai
dengan waktu akses RAM komputer Anda, misalkan 70 ns atau 60 ns.
Jika Anda tidak mengaktifkan
bagian ini maka Anda akan memiliki beberapa setting tambahan yang dapat Anda
ubah, seperti DRAM Read Burst, DRAM Write Burst Timing dsb. Kemudian Anda
ubah-ubah setting tersebut dengan aturan sebagai berikut:
a)
Angka yang kecil umumnya lebih
baik
contoh: untuk suatu pilihan x333 dan x222, maka pilihan
x222 umumnya lebih baik, pilihan 10/6/4 lebih baik dari 11/7/4, pilihan 4 Clks
lebih baik dari 5 Clks dsb. Hal ini disebabkan karena umumnya angka-angka
tersebut menyatakan waktu atau cycle yang disediakan untuk mengakses memori,
sehingga makin kecil waktunya makin cepat komputer Anda bekerja.
b)
Enabled umumnya lebih baik dari
Disabled
beberapa
setting yang aneh hanya mempunyai pilihan Enabled atau Disabled seperti Fast
EDO Lead Off, DRAM Enhanced Paging, System BIOS Cacheable dsb.
c)
Fastest jauh lebih baik dari faster, normal, slower apalagi slowest
- Integrated
Pheriperals
Untuk mempercepat hard disk ubahlah
setting-setting berikut:
· IDE HDD Block Mode
Aktifkan
bagian ini, pada beberapa BIOS gunakan pilihan HDD MAX. Beberapa hard disk
keluaran lama tidak dapat berjalan dengan lancar jika block mode diaktifkan.
· 32-bit Access
Pada
AMIBIOS jika bagian ini diaktifkan, maka BIOS akan mengakses hard disk dalam
modus 32-bit.
· IDE Primary/Secondary
Master/Slave PIO
PIO
adalah singkatan dari Programmed Input/Output. Tanpa PIO maka proses ke drive
berjalan dengan perintah langsung dari BIOS, dengan PIO maka BIOS cukup memberi
tahu IDE controller apa yang diminta dan IDE controller yang melaksanakan
perintahnya.
Pilihlah
auto untuk membiarkan BIOS melakukan setting otomatis. Jika PIO yang dipilih
BIOS bukan 4 (Anda dapat melihatnya pada saat booting), pilihlah mode 4.
Beberapa hard disk yang lama tidak dapat berjalan pada PIO mode 4. Pada bus
clock tidak standar seperti 75 MHz atau 83 MHz kadang-kadang PIO mode 4 akan
menimbulkan kegagalan pembacaan hard disk. Jika Anda mengalami kegagalan
pembacaan hard disk, coba turunkan menjadi PIO mode 3.
- Optimasi
BIOS untuk Overclock
Berbeda
dengan pembahasan sebelumnya, jika Anda mengoptimalkan BIOS untuk meningkatkan
kestabilan komputer maka yang Anda lakukan adalah sebaliknya. Misalnya untuk
pilihan antara x222 dan x333 Anda dapat mencoba x333. Jangan Anda ubah seluruh
pilihan secara langsung. Ubah pilihan satu per satu. Anda tes lagi komputer
Anda. Jika Anda masih mengalami ketidakstabilan berarti ada bagian yang lain
yang harus Anda ubah. Ketidakstabilan komputer umumnya sangat dipengaruhi oleh
pilihan semacam "Read cycle"
atau "Write cycle".
Pilihan
disabled dapat jadi lebih menjanjikan kestabilan komputer yang di-overclock.
Untuk pemakai SDRAM, berdasar pengalaman pengasuh, tidak perlu ada pengubahan
apa-apa. Semuanya pada kecepatan akses tertinggi.
Jika
Anda mengalami kegagalan pembacaan hard disk coba turunkan PIO dari 4 menjadi
3. Kinerjanya hampir tidak berbeda. Tapi begitu turun ke PIO 2, 1 atau 0 Anda
akan merasakan perbedaannya.
v Pengujian Kecepatan
Setelah
Anda melakukan pengubahan sebaiknya Anda langsung melakukan pengujian kecepatan
komputer. Program yang biasa digunakan adalah System Information for Windows 95
dari Norton Utilities, WinBench 97 atau program-program untuk mengetes bus clock,
memori atau video card. Biasanya setting optimal dapat meningkatkan kecepatan
sampai 10 % dari kecepatan standar. Lumayan, kan?
Pengujian
yang jauh lebih penting adalah pengujian keandalan. Pengubahan setting chipset
dan hard disk dapat menimbulkan kekacauan pada kecepatan memori atau pembacaan
hard disk. Ketidakberesan pada memori dan hard disk biasanya dapat Anda deteksi
melalui Windows 95, coba saja Anda jalankan Windows 95. Jika Anda gagal
mendapatkan pesan "Starting Windows 95" kemungkinan hal itu
disebabkan karena crash pada hard disk. Sedangkan pesan-pesan kesalahan berupa
pesan yang menyatakan crash pada alamat tertentu menandakan ada ketidakberesan
dalam pengubahan setting memori. Proses ini adalah proses trial and error.
Silahkan Anda nikmati hal itu, karena dengan ada kesalahan akan membuat kita
sadar dan tidak mengulangnya di masa mendatang.
v Upgrade BIOS
1.
Pengertian
Apa
sih upgrade BIOS itu? Seperti layaknya upgrade-upgrade yang lain, seperti
upgrade motherboard, upgrade prosesor, atau upgrade komputer, upgrade BIOS
merupakan suatu proses perbaikan dari BIOS yang dimiliki oleh komputer kita.
BIOS berisi rutin-rutin I/O dan dukungan penanganan terhadap bermacam-macam
teknologi perangkat keras. BIOS merupakan singkatan dari Basic Input Output
System. BIOS menyediakan rutin-rutin yang dapat dilakukan komputer tanpa
melakukan akses ke disk. BIOS juga berisi rutin untuk POST (power on self
test), booting, pengontrol keyboard, serial port, parallel port dsb.
Mengapa
upgrade BIOS dapat dilakukan? Upgrade BIOS dapat dilakukan tidak pada seluruh
motherboard. Hanya pada motherboard-motherboard terbaru yang
mendukung/menggunakan flash BIOS. Motherboard yang menggunakan flash BIOS, pada
chipnya digunakan EEPROM (electrically erasable read only memory). EEPROM ini
memiliki sifat dapat dihapus dan diisi kembali dengan menggunakan listrik.
2.
Keuntungan
- Dukungan terhadap prosesor
baru
Dengan
upgrade BIOS Anda tidak perlu mengganti motherboard untuk dukungan terhadap
prosesor-prosesor baru. Misalkan saat ini motherboard Anda belum mendukung IDT
C6, dengan upgrade BIOS dimungkinkan BIOS yang baru akan mendukung prosesor
ini.
- Dukungan terhadap hard disk
ukuran besar
Motherboard
yang lama memiliki BIOS yang belum mendukung LBA untuk memproses hard disk
dengan ukuran di atas 528 MB sehingga Anda terpaksa memakai software seperti
OnTrack untuk mengaksesnya. Dengan BIOS yang baru yang mendukung LBA Anda tidak
perlu menggunakan software itu lagi.
- Dukungan terhadap
fasilitas-fasilitas baru
Fasilitas
yang ada di BIOS bisa ditambah dan diperbaiki, misalnya: booting dari CD-ROM,
menukar drive A dan B lewat BIOS.
- Dukungan terhadap media
penyimpan baru
Misalnya:
drive LS-120, disk drive 2.88 MB
- Dukungan’ Plug n Play’
Dengan
BIOS ‘Plug n Play’ maka komputer Anda akan dapat menerima card-card ‘Plug n
Play’ dan mengkonfigurasikannya secara otomatis. Lagipula Windows 95/98 sangat
mendukung BIOS ‘Plug n Play’ ini.
- Perbaikan kesalahan
Ada
satu keuntungan dari upgrade BIOS yang tidak dapat Anda rasakan pada upgrade
prosesor, yaitu GRATIS.
3.
Kerugian
Kerugian
upgrade BIOS yang pengasuh ketahui adalah upgrade BIOS ini beresiko.
Ada
beberapa dukungan yang tidak dapat diberikan oleh BIOS yang baru yang
disebabkan karena tidak ada dukungan perangkat keras. Misalkan: Anda
mengharapkan dukungan USB padahal motherboard Anda tidak ada konektor USB.
4.
Resiko
Resiko
yang paling fatal adalah komputer Anda tidak dapat booting lagi. Hal ini dapat
disebabkan karena:
- anda
salah mengambil BIOS image (misalnya: salah merek, salah chipset)
- ada
kerusakan pada BIOS image
- listrik
mati pada saat BIOS Anda sedang diisi (kalau ini sih, nasib….)
- kegagalan
program, misalnya Anda menjalankannya melalui Windows 95
Untuk
menghindari resiko-resiko tersebut, lakukanlah hal-hal berikut:
- pastikan
BIOS image yang Anda dapatkan benar-benar untuk motherboard Anda
- pastikan
tidak ada kerusakan pada BIOS image (Anda dapat mendownload beberapa kali
dan membandingkannya)
- jalankan
program untuk flash BIOS sesuai dengan aturan
- backup
dulu BIOS Anda sebelum Anda mengisi dengan BIOS yang baru (akan pengasuh
terangkan caranya)
- buat
disket booting yang berisi system (DOS), program untuk flash (AWDFLASH
atau AMIFLASH), dan data BIOS yang lama (backup). Hal ini sangat
diperlukan jika Anda mengalami kegagalan penulisan BIOS.
Jika
ada kerusakan yang terjadi, Anda tanggung sendiri resikonya.
v Persiapan Upgrade BIOS
Sebagai persiapan untuk
melaksanakan upgrade BIOS Anda paling tidak harus:
·
Mengetahui
merek dan tipe motherboard
·
Memiliki
program untuk melakukan pengisian EEPROM. Program
ini biasanya diberikan pada disket/CD-ROM yang disertakan pada pembelian
motherboard. Program ini tergantung pada BIOS yang Anda gunakan. Award BIOS
menggunakan program AWDFLASH.EXE sedangkan AMI BIOS menggunakan AMIFLASH.COM
atau yang mirip-mirip dengan itu. Jika Anda tidak memilikinya, Anda dapat
download di Internet atau minta dikopikan dari teman Anda yang memilikinya.
·
Memiliki
BIOS yang baru. Nah ini bagian yang paling sulit… bagaimana
cara mendapatkannya?
Untuk
mendapatkan BIOS Anda dapat melakukan beberapa hal:
Ø paling
mudah adalah dengan mengunjungi web site-nya di Internet. Jika Anda
mengetahui merek motherboard Anda, Anda dapat mencari informasi alamat web site
dan mengunjunginya. Untuk merek-merek tertentu Anda tinggal menambah www dan
com, misalnya ASUS memiliki web site www.asus.com, Tekram memiliki
www.tekram.com, beberapa merek buatan Taiwan tinggal Anda tambahkan www,
com.tw, misalnya FYI memiliki web di www.fyi.com.tw, ASUS juga memiliki
www.asus.com.tw. Di web site itu Anda dapat memilih bagian download bios. Lalu
pilihlah BIOS image (berbentuk file yang akan diisikan ke dalam chip EEPROM)
yang sesuai dengan tipe motherboard Anda. Hati-hati, jangan salah. Downloadlah
dua kali , lalu pastikan bahwa keduanya adalah file yang identik. Hal ini hanya
untuk menjaga terjadi kesalahan dalam upgrade BIOS.
Ø bagi
Anda yang tidak memiliki fasilitas koneksi ke Internet, Anda dapat meminta
bantuan pada teman Anda atau mengunjungi tempat-tempat persewaan koneksi
Internet.
Ø bagi
Anda yang sama sekali tidak bisa koneksi ke Internet, Anda dapat melakukan
langkah-langkah berikut: cari teman/kenalan/kerabat Anda yang memiliki
motherboard dengan merek dan tipe yang sama persis dengan Anda, pastikan bahwa
ia memiliki BIOS yang lebih baru dari milik Anda (dapat dilihat tanggalnya pada
saat komputer dinyalakan), lalu simpan BIOSnya dan Anda sudah mendapatkan BIOS
image yang Anda harapkan.
v Cara Upgrade BIOS
Untuk
melakukan pengisian EEPROM, Anda dapat menggunakan program-program yang telah
pengasuh sebut sebelumnya. Untuk menjalankannya perhatikan larangan-larangan
berikut:
- Jangan
jalankan dari Windows, Windows 95 atau shell-shell yang lain, jalankan
dari DOS murni
- Jangan
gunakan memori manager, dan macam-macam program resident. Gunakan booting
yang bersih, kalau perlu Anda lakukan booting dengan cara "safe mode
command prompt only" atau membuat disket booting tanpa autoexec.bat
dan config.sys.
- Beberapa
sumber menyarankan agar mematikan fasilitas System BIOS Cacheable pada
BIOS Setup, tapi pengasuh sendiri tidak pernah melaksanakannya :-).
Jika
Anda sudah berada pada command prompt, jalankan program yang dimaksud (AWDFLASH
atau AMIFLASH).
v Flash BIOS
Tentunya
Anda ingin mengetahui apakah motherboard Anda menggunakan Flash BIOS, bukan?
Untuk mengetahuinya Anda dapat melakukan beberapa hal:
·
Membaca
manual motherboard
Di
manual tersebut Anda dapat menerima informasi apakah motherboard Anda
menggunakan Flash BIOS atau EEPROM atau tidak.
·
Melihat
chip BIOS
Apakah
chip BIOS sudah tertancap pada motherboard atau pada soket khusus. Flash BIOS
biasanya menggunakan soket khusus dan dapat dilepas.
·
Melihat
merek chip BIOS
Merek
chip BIOS bukan Award atau AMI (ini merek BIOS). Untuk melihatnya Anda dapat
membuka stiker yang tertempel. Hati-hati, pastikan bahwa chip tersebut bukan
tipe EPROM yang dapat dihapus dengan ultra violet (chip ini memiliki satu
jendela kecil pada permukaannya yang digunakan untuk menghapus isinya). Untuk
mendeteksi apakah ada jendela pada chip BIOS Anda, Anda dapat meraba
permukaannya untuk mengenalinya. Umumnya, tapi pengasuh tidak menjamin,
motherboard-motherboard terbaru sekarang menggunakan EEPROM.
Merek-merek EEPROM di antaranya:
·
Am29F010: AMD 5 volt flash rom
·
Am28F010, Am28F010A: AMD 12 volt
flash rom
·
AT28C010, AT28MC010, AT29C010,
AT29LC010, AT29MC010: Atmel 5 volt flash rom
·
CAT28F010V5, CAT28F010V5I:
Catalyst 5 volt flash rom
·
CAT28F010, CAT28F010I: Catalyst
12 volt flash rom
·
28F010: Fujitsu 12 volt flash rom
or ISSI 12 volt flash rom
·
HN58C1000: Hitachi 5 volt flash
rom
·
HN28F101, HN29C010, HN29C010B,
HN58C1001, HN58V1001: Hitachi 12 volt flash rom
·
A28F010, 28F001BX-B, 28F001BX-T,
28F010: Intel 12 volt flash rom
·
M5M28F101FP, M5M28F101P,
M5M28F101RV, M5M28F101VP: Mitsubishi 12 volt flash rom
·
MX28F1000: MXIC 12 volt flash rom
·
MSM28F101: OKI 12 volt flash rom
·
KM29C010: Samsung 5 volt flash
rom
·
DQ28C010, DYM28C010, DQM28C010A:
SEEQ 5 volt flash rom
·
DQ47F010, DQ48F010: SEEQ 12 volt
flash rom
·
M28F010, M28F1001: SGS-Thomson 12
volt flash rom
·
28EE011, 29EE010: SST 5 volt
flash rom
·
PH29EE010: SST ROM Chip -
Flashable
·
TMS29F010: Texas-Instr. 5 volt
flash rom
·
TMS28F010: Texas-Instr. 12 volt
flash rom
·
W29EE011: Winbond 5 volt flash
rom
·
W27F010: Winbond 12 volt flash
rom
·
X28C010, X28C010I, XM28C010,
XM28C010I: XICOR 5 volt flash rom
v AWDFLASH
Setelah
Anda menjalankan AWDFLASH, akan muncul tampilan seperti gambar berikut ini:
![]() |
Tampilan AWDFLASH |
Program
akan meminta Anda memasukkan nama file yang akan ditulis ke EEPROM. Masukkan
nama file sesuai yang Anda miliki, misalnya NEWBIOS.BIN, setelah itu program
akan menanyakan apakah Anda ingin menyimpan BIOS yang lama. Jawablah ‘Y’, dan
masukkan nama file untuk BIOS yang lama, misalnya OLDBIOS.BIN. Di bagian atas
layar akan muncul merek dan jenis chip EEPROM yang terpasang pada motherboard.
Selanjutnya program akan menanyakan apakah Anda yakin untuk menulis ke EEPROM,
jawablah ‘Y’ jika Anda yakin dan ‘N’ jika Anda ingin membatalkannya. Jika Anda
menjawab ‘Y’ maka AWDFLASH akan menampilkan pesan agar Anda tidak mematikan
power dan mereset komputer, untuk beberapa detik pertama program tidak
menampilkan tampilan apapun (sedang menghapus EEPROM), kemudian akan tampil
tampilan proses pengisian EEPROM. Jika sudah selesai, Anda dipersilahkan untuk
mematikan atau mereset komputer.
Silahkan
reset komputer Anda, dan berdoalah… Jika komputer booting secara normal berarti
Anda sukses melakukan upgrade BIOS, jika komputer diam atau muncul bunyi dari
speaker tampaknya terjadi kegagalan dalam proses upgrade BIOS.
Kesalahan-kesalahan
yang mungkin timbul antara lain adalah "insufficient memory", untuk
mengatasinya silahkan non aktifkan fasilitas "Video BIOS cacheable"
pada BIOS SETUP. Kesalahan lain yang mungkin timbul adalah "The program
file's part number does not match with your system". Kesalahan ini hanya
muncul pada AWDFLASH versi 5.33 dan sesudahnya. Jika pesan ini muncul ada
kemungkinan ada kesalahan tipe BIOS yang Anda download. Silahkan Anda periksa
lagi apakah BIOS image sudah sesuai dengan merek dan tipe motherboard. Jika
pesan ini muncul jawablah "N" pada saat Anda ditanya apakah Anda
yakin untuk mengisi BIOS. Sebenarnya Anda dapat menjawab "Y", tapi
ingat resikonya!
Jika
Anda hanya ingin membackup BIOS, maka pada saat ditanyakan nama file BIOS yang
baru, isi saja asal-asalan (tapi pastikan bahwa file tidak ada, misalnya
"hehehe.he"), pada saat ditanya apakah akan menyimpan BIOS, isilah
nama file yang Anda inginkan. Kemudian program akan terhenti karena file BIOS
yang akan diisi tidak ditemukan.
v AMIFLASH
Tampilan
AMIFLASH berbasis grafik tidak seperti AWDFLASH yang berbasis teks. Cara
menjalankannya pun mirip-mirip, setelah dijalankan Anda akan ditanya apakah
akan menyimpan BIOS, jika ya Anda dapat memasukkan nama filenya. Kemudian Anda
akan ditanya nama file untuk BIOS yang baru, dst. Pada bagian kanan bawah layar
akan ada informasi tentang chip EEPROM yang ada di motherboard.
v Jika Gagal dalam
Upgrade BIOS
Jika
ada kegagalan dalam proses pengisian BIOS, Anda jangan panik dulu dan berfikir
harus membeli motherboard baru. Masih ada beberapa cara untuk mengatasinya.
Beberapa
di antaranya:
1.
Pada beberapa AWARD BIOS yang menggunakan boot block BIOS Anda dapat
melakukan hal-hal berikut:
·
ganti VGA card dengan yang
bertipe ISA (Anda dapat menggunakan PCI tapi tidak ada tampilan apa-apa)
·
masukkan disket booting di drive
A (disket ini seharusnya sudah Anda buat!)
·
nyalakan komputer Anda
·
komputer akan melakukan booting,
dan jalankan program untuk mengisi BIOS dan isi kembali dengan BIOS yang lama
2.
Copotlah chip EEPROM (Anda memerlukan obeng kecil tipe "-" untuk
meng-angkatnya), dan bawalah ke pusat elektronik di dekat tempat Anda yang
mampu mengisi chip EEPROM. Bawa disket yang berisi backup BIOS Anda, dan isilah
chip BIOS dengan file BIOS image Anda yang lama.
3.
Melakukan hot swapping, cara ini cukup berbahaya jika Anda tidak teliti
dan tidak berhati-hati, resiko Anda tanggung sendiri. Untuk itu lakukan
langkah-langkah berikut ini:
·
pinjam komputer teman (atau siapa
saja) yang memiliki chip BIOS dengan merek chip yang sama kalau bisa, atau
jumlah kaki yang sama. Tegangan kerjanya pun harus sama, 5V atau 12V. pengasuh
sudah beberapa kali melakukan hot swapping pada merek chip yang berbeda-beda,
no problem. Tapi pengasuh tidak menjamin lho…
·
pastikan bahwa "System BIOS
cacheable" di BIOS SETUP diaktifkan.
·
cabut chip BIOS komputer teman
Anda, lalu pasang lagi. Tapi jangan kencang-kencang agar dapat dengan mudah
dicabut (sedang-sedang saja), kalau terlalu kendor pun chip BIOS tidak akan
dikenali. Jangan lupa dimana kaki nomor 1 berada.
·
nyalakan komputer, lakukan
booting bersih ("safe mode command prompt only" atau dengan disket
booting yang telah Anda buat).
·
cabut chip EEPROM milik teman
Anda, hati-hati jangan melakukan hal-hal bodoh.
·
pasang chip EEPROM milik Anda,
perhatikan kaki chip nomor 1 (ada tanda lingkaran kecil di salah satu sudut
chip). Jangan salah!!! Pasang dengan kencang.
·
jalankan program untuk mengisi
EEPROM, isilah EEPROM dengan backup BIOS Anda.
·
setelah selesai, matikan
komputer. Cabut chip BIOS milik Anda, ganti dengan chip BIOS teman Anda. Jangan
salah dengan kaki chip nomor 1.
·
nyalakan komputer, untuk
memastikan komputer teman Anda masih dapat dijalankan :-).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.